Tuesday, May 10, 2011

Konser dan Keluarga


Beberapa hari terakhir ini saya menonton iklan BKKBN di layar televisi, model iklannya penyanyi muda Afgan. Di situ Afgan cerita tentang bagaimana dia mempersiapkan sebuah konser secara matang, dimulai dari latihan suara, tata panggung, lighting, koreografi dan band pengiring. Menurutnya itulah kunci sukses sebuah konser. Kemudian ia berujar begitu juga dalam membangun sebuah keluarga, harus dipersiapkan secara matang.

Saya mungkin setuju dengan konsep iklan tersebut, bahwa jika ingin sukses dalam mencapai suatu tujuan, perlu persiapan yang matang. Namun apakah keluarga bisa disamakan dengan sebuah konser? Apakah seorang artis yang behasil me-manage sebuah konser, di saat yang sama ia juga berhasil dalam me-manage perencanaan dalam berkeluarga? saya rasa tidak selalu. Lihatlah para artis yang digelari Diva di negeri ini. Kurang sukses apa mereka menggelar konser? Penjualan tiket sold out, kapasitas tempat penuh sesak oleh penonton yang berjubel, keuntungan melimpah ruah, namun urusan keluarga? malah berantakan..

Lalu kenapa model iklan yang dipilih adalah Afgan? Apakah sosoknya cukup mewakili pesan bahwa keluarga yang dipersiapkan secara matang, kelak akan menjamin sebuah keluarga yang bahagia dalam waktu langgeng?Saya bingung. Penyanyi muda tersebut mungkin sukses di dunia tarik suara, namun dalam perencanaan keluarga?ada pengalaman?

Ah,pikiran positif saya mengatakan bahwa maksud dijadikannya penyanyi ini sebagai model iklannya karena ia cukup mewakili untuk icon "manusia muda yang berhasil dalam perencanaan". Tujuannya agar para remaja seusia model iklannya bisa sukses dalam merencanakan segala hal, termasuk membangun sebuah keluarga.

Bagi saya yang sangat awam dengan ilmu komunikasi media (terlebih iklan), iklan ini terasa janggal. Di mata saya, seorang model iklan harus benar-benar mewakili iklan yang disampaikannya. Misalnya, model iklan shampoo harus memiliki rambut yang bagus dan terawat, model iklan sabun mandi harus memiliki kulit yang bersih dan mulus, jauh dari kudis. Nah untuk urusan keluarga berencana, dari dulu saya terbiasa menyaksikan model iklannya adalah sepasang suami-istri yang digambarkan bahagia hidup dengan anak-anaknya. Di depan kamera, mereka tersenyum seolah berkata kepada pemirsa "beginilah buktinya jika sebuah keluarga direncanakan secara matang, maka contohlah kami".

Maka bagi saya, sosok penyanyi muda ini sebagai bintang iklan keluarga berencana belumlah tepat karena belum ada bukti bahwa ia sukses dalam membangun sebuah keluarga. Btw, kenapa ya saya gak ada kerjaan ngomentarin iklan, sementara saya sendiri selalu berantakan dalam perencanaan. Apalagi berhubungan dengan yang namanya berkeluarga.

No comments:

Post a Comment